Gunadarma

Uug

Kamis, 10 November 2016

Teknik Pengelasan (welding) Bag. 1

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang. 
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan bakulogam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.
Dalam bab ini akan diterangkan beberapa cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang lain.
KLASIFIKASI CARA-CARA PENGELASAN DAN PEMOTONGAN 

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut vpada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.
Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga berdasarkan cara kerja.
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. 2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu. 3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.
Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga dilakukan secara terpisah. 
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan : a) Pengelasan cair
Ø Las gas Ø Las listrik terak Ø Las listrik gas Ø Las listrik termis
Ø Las listrik elektron Ø Las busur plasma b) Pengelasan tekan
Ø Las resistensi listrik Ø Las titik Ø Las penampang Ø Las busur tekan Ø Las tekan Ø Las tumpul tekan Ø Las tekan gas Ø Las tempa Ø Las gesek Ø Las ledakan Ø Las induksi Ø Las ultrasonic
c) Las busur
Ø Elektroda terumpan d) Las busur gas
Ø Las m16 Ø Las busur CO2 e) Las busur gas dan fluks
Ø Las busur COdengan elektroda berisi fluks Ø Las busur fluks ü Las elektroda berisi fluks ü Las busur fluks o Las elektroda tertutup o Las busur dengan elektroda berisi fluks o Las busur terendam ü Las busur tanpa pelindung o Elektroda tanpa terumpan ü Las TIG atau las wolfram gas
A. LAS BUSUR LISTRIK

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.
Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listriik.
Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.

J
enis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :
1. Las listrik dengan Elektroda Karbon
, misalnya :
aLas listrik dengan elektroda karbon tunggal
bLas listrik dengan elektroda karbon ganda.


Pad alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fliksi.
  1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :
    1. Las listrik dengan elektroda berselaput,
    2. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas),
    3. Las listrik submerged.
a. Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik ini menggunakan elektroda berelaput sebagai bahan tambahan.

Busur listrik yang terjadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagaian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elekroda kawah las, busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan memutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukuran, missal pada ujung elektroda bersuhu 3400° C, tetapi pada benda kerja dapat mencapai suhu 4000° C.

a. Las Listrik TIG
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tampa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagi gas pelindung dipakai argin, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengn air yang bersirkulasi.

Pembakar las TIG terdiri dari :

1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7) Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.
c. Las Listrik Submerged
Las listrik submerged yang umumnya otomatis atau semi otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timnunan fluksi sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti biasanya pada las listrik lainya. Operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).
Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencir dan membeku dan menutup lapian las. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.
Elektora yang merupakan kawat tampa selaput berbentuk gulungan (roll) digerakan maju oleh pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik ean dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

d. Las Listrik MIG
Seperti halnya pad alas listrik TIG, pad alas listrik MIG juga panas ditimbulkan oleh busur listrik antara dua electron dan bahan dasar.
Elektroda merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang geraknya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik. Gerakan dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menghubungkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas melalui slang gas.
Gas yang dipakai adalah COuntuk pengelasan baja lunak dan baja. Argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat. Proses pengelasan MIG ini dadpat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual, sedangkan otomatik adalah pengelasan yang seluruhnya dilaksanakan secara otomatik.
Elektroda keluar melalui tangkai bersama-sama dengan gas pelindung.

B. Arus Listrik
1. Arus Searah ( DC = Direct Current )
Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam satu arah.

2. Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current )
Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor).


Sumber: http://indonesia-mekanikal.blogspot.co.id/2008/05/teknik-pengelasan-welding-bag-1.html

PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)


PERKERASAN KAKU
Rigid Pavement atau perkerasan kaku sudah sangat lama dikenal di Indonesia. Ia lebih di kenal pada masyarakat umum dengan nama Jalan Beton. Perkerasan tipe ini sudah sangat lama di kembangkan di negara – negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dll.



DEFINISI
RIGID PAVEMENT atau Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan di mana sebagai lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau di atas tanah dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade).

SEJARAH
Pada mulanya plat perkerasan kaku hanya di letakkan di atas tanah tanpa adanya pertimbangan terhadap jenis tanah dasar dan drainasenya. Ukuran saat itu hanya 6 – 7 inch. Seiring dengan perkembangan jaman, beban lalu lintas pun bertambah terutama saat sehabis Perang Dunia ke II, para engineer akhirnya mulai menyadari tentang pentingnya pengaruh jenis tanah dasar terhadap pengerjaan perkerasan terutama sangat pengaruh terhadap terjadinya pumping pada perkerasan. Pumping merupakan proses pengocokan butiran – butiran subgrade atau subbase pada daerah – daerah sambungan (basah atau kering) akibat gerakan vertikal pelat karena beban lalu lintas yang mengakibatkan turunnya daya dukung lapisan bawah tersebut. 



JENIS – JENIS PERKERASAN KAKU
Berdasarkan adanya sambungan dan tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
• Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang menerus.
Dalam konstruksinya, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan aspal beton pada bagian atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, mendistribusikan beban dari atas menuju ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.


Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
1.Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
2.Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
3.Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
4.Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
5.Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.

PERSYARATAN UMUM

1.Tanah Dasar
Untuk daya dukung tanah ditentukan oleh CBR insitu sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR Laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing – masing untuk perencanaan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Di sini apabila tanah dasar memiliki nilai CBR di bawah 2% maka digunakan pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus setebal 15 cm sehingga tanah dianggap memiliki CBR 5%.

Pondasi Bawah
Untuk bahan pondasi bawah biasanya digunakan :
-          Bahan Berbutir
-          Stabilisasi atau dengan beton giling padat (Lean Rolled Concrete)
-          Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete)

2.Beton Semen
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik uji lentur (flexural, strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3-5 Mpa (30-50 kg/cm2).
Beton juga bisa di perkuat dengan serat baja (stell fibre) untuk memperkuat kuat tarik lenturnya serta mengendalikan retak pada plat khususnya bentuk tak lazim.

3.Lalu Lintas
Untuk penentuan beban lalu lintas rencana pada perkerasan beton semen  dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana.
Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi sumbu menggunakan data terakhir atau data 2 tahun terakhir. Untuk kendaraan yang ditinjau memiliki berat total minimum 5 ton.

4.Bahu
Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton semen.
Nah, pada pedoman yang dimaksud dengan Bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu-lintas selebar 0,60 m yang juga mencakup saluran dna kereb.

5.Sambungan
Sambungan pada perkerasan beton berfungsi sebagai :
-     
                      Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu lintas.
-          Memudahkan pelaksanaan
-          Mengakomodasi gerakan pelat
Nah untuk polanya, sambungan beton semen memiliki batas – batas tersendiri diantaranya :
-          Panel diusahakan sepersegi mungkin dengan perbandingan maksimum panjang dan lebarnya 1,25
-          Jarak maksimum sambungan memanjangnya 3-4 m
-          Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal plat, maksimum 5 m
-          Antar sambungan harus terhubung dengan satu titik untuk menghindari terjadinya retak refleksi pada lajur bersebelahan
-          Sudut dari sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus dihindari dengan mengatur 0.5 m panjang terakhir dibuat tegak lurus terhadap tepi perkerasan
-          Semua bangunan lain seperti manhole harus dipisahkan dari perkerasan dengan sambungan muai selebar 12 mm meliputi keseluruhan tebal plat

PROSEDUR PERENCANAAN
Prosedur perencanaan perkerasan beton semen didasarkan dua model kerusakan yaitu :
1.      Retak fatik tarik lentur pada plat
2.      Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yang direncanakan


Sistem perencanaan perkerasan beton semen

APA PERBEDAANNYA DENGAN PERKERASAN LENTUR ?
Tentunya ada beberapa perbedaan antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku, dari segi ekonomis hingga umur. Untuk definisinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



Sumber: http://rezaslash.blogspot.co.id/2012/12/perkerasan-kaku-rigid-pavement.html

Beton Precast vs Cor Di Tempat? Mana yang Lebih Baik?


Beton Precast
Beton Precast















Beton precast (precast concrete) atau beton pracetak adalah elemen struktur beton yang dicor dan dirawat (curing) di lokasi lain, misal workshop atau pabrik (bukan di tempat elemen struktur beton itu akan dipasang). 

Setelah mencapai umur beton yang cukup, barulah beton precast dikirim ke lokasi pekerjaan dan dirakit / dirangkai. Proses pelaksanaan pemasangan / perangkaian dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat misalnya mobile crane.

Beton precast biasanya digunakan pada komponen / elemen bangunan yang bersifat tipikal, misalnya tiang pancang, dinding penahan tanah (sheet pile beton), saluran beton, saluran u ditch beton dan tutupnya. Sedangkan untuk beton bangunan gedung elemen yang tipikal antara lain kolom dan balok beton, dinding façade, dan pelat lantai beton.

Beberapa keunggulan beton precast antara lain adalah :
  1. Waktu pelaksanaan pekerjaan lebih cepat, karena elemen bangunan yang tipikal bisa dikerjakan secara parallel sehingga setelah tiba di lokasi pekerjaan dapat segera dipasang/ dirangkai.
  2. Lebih ekonomis dalam penggunaan bekisting.
  3. Mutu lebih terjamin.
  4. Tidak terlalu terpengaruh kondisi cuaca
  5. Produktivitas lebih tinggi.
Tetapi selain keunggulan tersebut, terdapat beberapa kekurangan penggunaan beton precast, antara lain :
  1. Memerlukan tambahan biaya transportasi yang cukup besar.
  2. Memerlukan alat berat dengan kapasitas yang relatif besar untuk pelaksanaan pemasangannya / perangkaiannya yang mana membutuhkan biaya yang besar pula..
  3. Perlu perhatian khusus pada sambungan-sambungannya.
  4. Memerlukan lahan yang luas untuk proses produksinya.
Beton cor di tempat atau sering disebut cast in situ adalah beton yang langsung dicor pada lokasi elemen struktur yang direncanakan. Keunggulan dari beton cor di tempat adalah :
  1. Lebih ekonomis dari segi biaya, tidak memerlukan biaya tambahan untuk transportasi material dan alat berat khusus misalnya crane untuk proses pemasangan / perangkaian.
  2. Meminimalisir terjadinya masalah pada sambungan elemen struktur. 
Sedangkan kekurangan penggunaan beton cor di tempat adalah :
  1. Waktu pelaksanaan konstruksi lebih lama, karena masing-masing elemen struktur yang saling ketergantungan harus dikerjakan secara berurutan.
  2. Mutu kurang terjamin, terutama permukaan betonnya tidak sehalus beton precast. 
Kesimpulannya sampai batas tertentu mungkin total biaya material penggunaan beton precast akan lebih mahal daripada beton cor di tempat, tetapi lebih menjamin mutunya dan mempercepat pelaksanaan konstruksi. Penggunaan sistem precast sebaiknya dipakai hanya pada elemen bangunan yang bersifat tipikal jika elemen bangunan tidak bersifat tipikal maka lebih baik menggunakan cor di tempat saja.

Sumber: http://www.mediabangunan.com/2013/04/beton-precast-vs-cor-di-tempat-mana_1.html

10 Pohon Terbesar, Tertinggi, dan Tertua di Dunia


Disadari atau tidak, keberadaan pohon sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi. Pohon memiliki satu manfaat penting yaitu sebagai penghasil oksigen. Namun sayang sekali, seiring dengan semakin modern-nya jaman, manusia semakin melupakan pentingnya pohon di lingkungan sekitarnya. Banyak yang menebang pohon secara sadar dan sengaja atau illegal hanya untuk kepentingan komersil. Padahal, sebagai satu-satunya makhluk berakal seharusnya kita menjaga kelangsungan hidup pohon juga.
Nah, tidak lengkap rasanya kalau kita mengetahui salah satu fakta unik dari pohon. Penasaran nggak sih dengan apa saja dan seperti apa pohon terbesar, tertinggi, dan tertua di dunia? Mari kita bahas lebih jauh tentang 10 pohon terbesar, tertinggi, dan tertua di dunia, di Indonesia ada nggak ya?

10. Gothmog

Gothmog
Gothmog
Ini merupakan pohon ek atau Eucalyptus Obliqua terbesar yang ada di Australia. Dengan tinggi 90 meter, Gothmog memiliki batang dengan diameter yang besar yaitu selebar 3 meter.
Pohon ini identik dengan kulit kayu yang tebal, kasar dan berserabut, serta daun dengan warna hijau mengkilap. Daunnya sendiri bisa selebar 1,5 hingga 7 cm dengan panjang 6 hingga 22 cm. Hingga saat ini, pohon ini menempati daftar top 10 pohon terbesar di dunia dengan urutan 10 berkat volume 337 meter kubiknya.

9. Queets Spruce

Queets Spruce
Queets Spruce
Dengan volume 337 meter kubik, Queets Spruce adalah pohon cemara jenis Sitka yang paling besar. Tingginya bisa mencapai 75,6 meter. Memiliki nama latin Pice Sitchensis, pohon ini adalah spesies conifer nomor tiga tertinggi di dunia setelah Coast Redwoon dan Coas Douglas-fir. Pohon yang mendapatkan namanya dari penduduk Sitka, Alaska ini bahkan memiliki batang dengan diameter selebar 5 meter, lho.

8. Red Creek Fir

Red Creek Fir
Red Creek Fir
Pohon ini merupakan jenis cemara conifer asli dari bagian barat Amerika Utara yang dapat ditemukan di British Columbia, selatan Kanada hingga California, Amerika Serikat. Dengan volume 349 meter kubik atau sekitar 12.320 kaki kubik, pohon ini menjadi pohon terbesar di dunia nomor 8. Red Creek Fir sendiri bisa mencapai tinggi maksimal hingga 100 – 120 meter lho. Tinggi banget ya!

7. Strong Girl

Strong Girl
Strong Girl
Nama pohon kok Strong Girl (cewek kuat)? Ternyata nama tersebut adalah nama lain yang diberikan untuk pohon besar Rullah Longatyle di kawasan Tasmania, Australia. Entah mengapa pohon ini diberi nama panggilan Strong Girl. Pohon ini adalah pohon ek terbesar dan juga jenis Blue Gum Tasmania terbesar di dunia. Jenis pohon terbesar di dunia ini termasuk pohon yang paling banyak dibudidayakan di Australia. Dengan volume sekitar 368 meter kubik, pohon ini bisa memiliki tinggi hingga lebih dari 90 meter lho.

6. Eucalyptus Regnans

Eucalyptus Regnans
Eucalyptus Regnans
Pohon yang juga dikenal dengan nama Giant Ash, Mountain Ash, dan Victorian Ash ini adalah spesies Eucalyptus yang asli dari Australia Tenggara dan banyak ditemukan di daerah Tasmania dan Victoria. Menurut sejarah, pohon ini tercatat memiliki ketinggian lebih dari 114 meter sehingga membuatnya menjadi pohon tertinggi di dunia. Ingin tahu berapa volume pohon ini? 391 meter kubik. Wow!

5. Quinault Lake Red Cedar

Quinault Lake Red Cedar
Quinault Lake Red Cedar
Spesies ini merupakan pohon Red Cedar kawasan Barat yang paling besar di dunia. Volume kayunya saja bisa mencapai 500 meter kubik. Dan siapa sangka kalau pohon besar ini letaknya di barat laut pesisir dari Danau Quinalt bagian utara Aberdeen, Washington, atau sekitar 34 kilometer dari Samudra Pasifik? Pohon ini memiliki tinggi sekitar 180 kaki atau 55 meter dengan diameter batang 6 meter.

4. Tane Mahuta

Tane Mahuta
Tane Mahuta
Dengan volume 516 meter kubik, Tane Mahuta adalah pohon terbesar di dunia urutan nomor 4. Pohon ini adalah jenis kauri raksasa atau Agathis Australis yang ada di Waipoua Forest, Selandia Baru. Tidak hanya dinobatkan sebagai pohon terbesar di dunia urutan ke 4, pohon ini juga dinobatkan sebagai salah satu pohon tertua di dunia dengan umur antara 1250 sampai 2500 tahun. Dalam bahasa Māori, nama pohon ini berarti Lord of the Forest (penguasa hutan) yang diambil dari jajaran dewa yang dipercaya oleh masyarakat Māori.

3. Arbol del Tule

Arbol del Tule
Arbol del Tule
El Arbol del Tule adalah bahasa Spanyol untuk The Tree of Tule, pohon cemara yang letaknya di pusat kota Santa Maria del Tule, negara bagian Meksiko, Oaxaca. Uniknya, nama kota tersebut didapatkan karena adanya pohon terbesar di Meksiko ini, lho. Diperkirakan usianya sudah mencapai 1.400 tahun dan dengan diameter 11,62 meter, pohon Arbol del Tule ini adalah salah satu pohon dengan volume terbesar di dunia yaitu 750 meter kubik dan juga merupakan salah satu pohon tertua di dunia.

2. Lost Monarch

Lost Monarch
Lost Monarch
Pohon dengan volume 1.203 meter kubik ini adalah jenis Coast Redwood yang ada di California Utara. Diameter dari pohon ini adalah sekitar 26 kaki atau 7,9 meter dan juga memiliki tinggi 98 meter. Tidak heran jika kemudian pohon ini juga mendapatkan gelar sebagai pohon Coast Redwood terbesar di dunia.

1. General Sherman

General Sherman
General Sherman
Pohon ini adalah jenis pohon Sequoia raksasa yang ditemukan di California Giant Forest of Sequoia National Park. Bagaimana pohon ini bisa menjadi pohon paling besar di dunia? Ini karena General Sherman memiliki volume sekitar 1.487 meter kubik dengan perkiraan usia 2300 hingga 2700 tahun.
Yang tidak kalah hebat dari pohon terbesar dan tertua di dunia ini adalah, tercatat pohon General Sherman ini sudah pernah melewati banyak sekali masa sulit dan tetap bertahan. Insiden seperti kebakaran, perubahan iklim, dan kemodernan manusia tidak membuat pohon ini mati.
Adalah memang tugas manusia untuk menjaga apa yang ada di alam semesta ini. Globalisasi, teknologi yang makin canggih, dan segala hal modern memang boleh saja berkembang, namun juga harus diiringi dengan pelestarian dan perlindungan lingkungan yang sepadan. Seperti kata pepatah: “Take good care of the earth, because we only have one earth”.
Sumber: http://anekatop10.com/10-pohon-terbesar-tertinggi-dan-tertua-di-dunia/